Banda Aceh – Dinas Pendidikan Aceh menegaskan komitmennya untuk menuntaskan program wajib belajar 12 tahun di seluruh provinsi pada tahun 2025. Program ini menjadi fokus utama pemerintah daerah guna meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh anak di Aceh.
Target dan Sasaran Program
Wajib belajar 12 tahun mencakup pendidikan dasar hingga menengah atas, yakni Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Dinas Pendidikan Aceh menargetkan agar pada akhir tahun 2025:
- Semua anak usia 7–18 tahun dapat menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah.
- Tingkat partisipasi sekolah (APS) meningkat signifikan, terutama di daerah terpencil dan pedalaman.
- Angka putus sekolah (APS) menurun drastis, melalui program pendampingan dan bantuan pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh menekankan bahwa program ini bukan sekadar formalitas, tetapi upaya nyata untuk mencetak generasi yang kompeten dan berkualitas.
Langkah-Langkah Dinas Pendidikan Aceh
Untuk mencapai target wajib belajar 12 tahun, Dinas Pendidikan Aceh menerapkan beberapa langkah strategis:
- Penambahan Infrastruktur Sekolah – Membangun ruang kelas baru, perpustakaan, dan laboratorium agar proses belajar-mengajar lebih efektif.
- Peningkatan Kualitas Guru – Melakukan pelatihan rutin, sertifikasi guru, dan pendampingan pedagogik untuk meningkatkan mutu pengajaran.
- Bantuan Pendidikan – Memberikan beasiswa, subsidi buku, dan sarana transportasi bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
- Monitoring dan Evaluasi – Menetapkan sistem pemantauan progres siswa, kehadiran, dan capaian akademik secara berkala.
Program ini juga didukung oleh teknologi pendidikan, seperti platform belajar daring, agar siswa di daerah terpencil tetap mendapat akses pembelajaran berkualitas.
Tantangan yang Dihadapi
Meski memiliki strategi jelas, pelaksanaan wajib belajar 12 tahun menghadapi sejumlah tantangan:
- Geografi Aceh yang Beragam – Beberapa wilayah terpencil sulit dijangkau, sehingga akses pendidikan menjadi kendala.
- Kesenjangan Kualitas Pendidikan – Guru dan fasilitas sekolah di kota cenderung lebih lengkap dibandingkan daerah pedalaman.
- Kesadaran Masyarakat – Beberapa keluarga masih memprioritaskan anak bekerja daripada sekolah, terutama di daerah ekonomi menengah ke bawah.
Dinas Pendidikan Aceh berupaya mengatasi hal ini melalui program sosialisasi, pemberdayaan masyarakat, dan insentif pendidikan.
Dampak Positif Bagi Generasi Muda
Dengan terselenggaranya wajib belajar 12 tahun, generasi muda Aceh akan:
- Memiliki kompetensi lebih tinggi, siap menghadapi dunia kerja dan pendidikan lanjutan.
- Lebih mandiri dan kritis, karena memperoleh pendidikan lengkap.
- Meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, melalui peluang ekonomi yang lebih baik.
Program ini juga diyakini akan mengurangi angka buta huruf dan kesenjangan pendidikan di Aceh, sekaligus meningkatkan daya saing provinsi di tingkat nasional.
Kesimpulan
Dinas Pendidikan Aceh menunjukkan keseriusannya untuk menuntaskan program wajib belajar 12 tahun pada 2025. Dengan langkah-langkah strategis, dukungan masyarakat, dan pemantauan berkelanjutan, Aceh optimistis semua anak dapat mengenyam pendidikan hingga tingkat menengah atas, membuka peluang lebih luas untuk masa depan yang lebih cerah.
Pemerintah berharap program ini tidak hanya menjadi target administratif, tetapi menjadi perubahan nyata bagi kualitas sumber daya manusia Aceh.